Postingan

The Future of Decentralized Organizations: translated part1

abstraction: How organizations can harness free market mechanisms to reduce risk, accelerate innovation, and reach massive scale

    Corporations atau perusahaan korporat tidak pernah lebih efektif. Seperti yang kita ketahui bersama, Google bersaing di tingkat atas pada hampir setiap kategori teknologi sebagaimana dengan SpaceX yang tengah merencanakan “perjalanan musim panas” ke Mars kemudian ada juga Amazon melalui penaklukan industri ritelnya yang tersebar hampir di seluruh dunia.

    Kendati demikian apakah mereka semua akan bertahan untuk 200 tahun kedepan? Mungkin tidak... Sangat sedikit perusahaan yang benar-benar mampu untuk melakukannya, terlepas dari seberapa besar nilai yang telah mereka dapatkan. Dari tahun 1950-2009, waktu paruh perusahaan Amerika Utara yang diperdagangkan secara publik adalah sekitar satu dekade. Adapun perusahaan yang lebih tua mati pada tingkat yang hampir sama dengan perusahaan yang lebih muda.

    Maka, adakah yang mengharapkan salah satu dari perusahaan ini tumbuh menjadi 100 juta karyawan bahkan tumbuh dengan mengintegrasikan seluruh bisnis mereka secara vertikal? dengan keseluruhan bisnis (berpacu pada satu badan korporat tunggal). Maaf maksud saya disini bukan sekedar permainan peran dalam rantai pasok(supply chain), sebagai contoh singkatnya: yang saya bicarakan adalah mengenai logam penambangan Amazon, yang kemudian digunakan untuk membangun peralatan manufaktur, disambung dengan menciptakan produk akhir siap pakai yang kemudian barang-barang tersebut dijual melalui situs Amazon mereka sendiri.

    Akan terlalu ideal bagi sebuah perusahaan bila keseluruhan proses ini dapat berjalan dengan baik. Hanya saja organisasi seperti itu akan terlalu rumit untuk dikelola. Menambang logam dan produk manufaktur adalah upaya yang menguntungkan, tetapi Jeff Bezos memahami bahwa aktivitas ini menambah kompleksitas bisnis yang tidak mampu dilakukan Amazon. Maka dengan senang hati bilamana ia dapat mengontrakkan pekerjaan itu ke perusahaan lain, yang memungkinkan mereka mendapat untung dan kemudahan dalam waktu yang bersamaan.

    Pada perusahaan dengan struktur hirarkis konvensional mungkin akan tetap bekerja ketika dihadapkan permasalahan seperti di atas, namun lagi-lagi hal ini tetap memiliki keterbatasan salah satunya dalam hal pemrosesan informasi yang cenderung tidak efektif dan berpotensi melemahkan perusahaan. disini, saya tidak mengacu pada metrik keuangan atau operasi tertentu yang digunakan oleh Data Engineer untuk membangun dashboard, melainkan lebih kepada sebuah informasi yang mengandung ide unik, seperti data terhadap moral karyawan, penilaian objektif dari output tertentu, bagaimana suatu hasil dapat mempengaruhi orang lain, dan lain sebagainya.

    Seiring dengan berjalannya waktu, pertumbuhan organisasi menghadapi tantangan informasi yang semakin kompleks, baik secara kepadatan jumlah data yang terajut hingga jarak tempuh untuk sebuah informasi dapat dilayangkan, mereka tumbuh secara eksponensial. Praktik penugasan tanggung jawab secara tradisional tidaklah cukup untuk mengantisipasi akibat yang ditimbulkan. Tingginya peredaran informasi, ditambah sebagian besar mungkin hilang di tengah jalan serta orang-orang dari pihak penerima belum tentu mudah dalam memadai atau menafsirkan bahkan sampai kepada menindaklanjuti semuanya sekaligus secara instan.

    Menanggapi permasalahan ini, perusahaan inovatif semakin menekankan penggunaan kerangka kerja yang lebih terdesentralisasi seperti Holacracy, Agile, dan Sociocracy 3.0. Inti dari tesis model ini yakni setiap kompleksitas akan tetap dapat dikelola ketika tim kecil mampu diberdayakan untuk secara mandiri mengambil keputusan "ditempat: secara fokus" sehingga minimal dapat mempertahankan kecepatan dan kualitas pengambilan keputusan. Sistem ini juga membangun protokol komunikasi eksplisit yang meningkatkan transmisi informasi penting dari satu tim ke tim lain.

In response to this problem, innovative companies have increasingly embraced more decentralized frameworks such as Holacracy, Agile, and Sociocracy 3.0. The thesis of these models is that complexity is manageable when small teams are empowered to autonomously make “on the spot” decisions, which improves both the speed and quality of decision making. These systems also build in explicit communication protocols that improve the transmission of essential information from one team to another. 

 The Future of Decentralized Organizations: translated part2

Sumber: Cone The Future of Decentralized Organizations

debug hati

Posting Komentar

NextGen Digital Welcome to WhatsApp chat
Howdy! How can we help you today?
Type here...